PERLUNYA ARSIP & DOKUMENTASI
Postingan ini hanyalah sekedar sharing kepada
pembaca, betapa pentingnya sebuah dokumen yang pernah kita dapatkan
tatkala beraktivitas sehari-hari atau berorganisasi. Dimanapun dan
kapanpun. Untuk diarsip dalam almari dokumen rumah kita.
Dokumen yang kita dapatkan hari ini, dapat
menjadi sebuah kisah
nostalgia penting, misalnya, untuk 10 tahun ke depan. Selembar foto
masa SD atau video tamasya yang pembaca miliki, misalnya, mungkin
kesannya
biasa-biasa saja. Namun ia akan menjadi dokumen foto bersejarah 10 tahun
kemudian tatkala umpamanya 10 orang dari 20 orang yang terpampang di
foto menjadi tokoh nasional di kemudian hari. Ada banyak cerita yang
bisa
kita kisahkan hanya dari selembar foto / selintas rekaman video itu.
Arsip-mengarsip dokumen pribadi sesungguhnya
menyangkut
kegemaran atau hobby. Seperti halnya ada orang yang punya hobby
mengoleksi piringan hitam jadul, perangko, buku-buku langka, kaset lama
dan lain-lain.
Namun hobby arsip-mengarsip dokumen bukan
sembarang
hobby. Ia merupakan hobby dari kesadaran mendalam (telah terpikir dan
terencana) bahwa dari hobby-nya itu akan mempunyai nilai penting bagi
kehidupannya di masa depan. Yakni sesuatu yang bernilai historis. Tidak
peduli oleh arti kehadiran si pengarsip dokumen di masa hidupnya atau
peran yang dimainkannya.
Bila kita orang biasa-biasa saja, tetap
dokumen-dokumen
yang kita miliki suatu saat bisa dibuat “buku memoar khusus” untuk
konsumsi anak, cucu, menantu dan kerabat dekat. Setidaknya dengan buku
khusus itu, kita dapat mentransfer pengalaman dan nilai kepada generasi
sesudahnya.
Namun bila kita merasa punya peran yang cukup
berarti
bagi masyarakat dan bangsa serta dianggap tokoh oleh lingkungan sekitar,
dari dokumen-dokumen itu bisa kita buat otobiografi. Bila kita tidak
bisa menuliskan sendiri, memakai jasa ketrampilan menulis orang lain,
jadilah sebuah biografi. Bukan untuk membangga-banggakan diri sendiri,
melainkan otobiografi atau biografi itu memiliki misi sebagai pelajaran
dan suri tauladan bagi pembacanya.
Mustahil seseorang membuat memoar dalam
bentuk
otobiografi atau biografi hanya dengan mengandalkan ingatan belaka.
Tetap akan dibutuhkan dokumen-dokumen pribadi yang kita simpan rapi di
rumah
sendiri.
Lantas apa saja bentuk-bentuk dokumen yang
saya
maksudkan itu? Pada dasarnya semua hal menyangkut bahan-bahan tertulis
atau cetakan bisa kita kategorikan sebagai dokumen. Antara lain: diary
(catatan harian), foto, catatan rapat, daftar hadir, surat keputusan
(SK), piagam penghargaan, piagam pelatihan, raport, ijazah, buku,
surat-surat masuk dan keluar (pribadi atau organisasi), record video
kliping majalah, kliping koran, postingan di website atau website itu
sendiri dan lain sebagainya. Atau sekedar undangan perkawinan dan
undangan sunatan teman!
Di luar dokumen tertulis, benda-benda yang
memiliki
sejarah yang berkait erat dengan dokomen tertulis juga wajib dikoleksi.
Misalnya: medali, tanda jasa, piala atau tropy kejuaraan, cinderamata
dan sebagainya.
Di
atas telah saya singgung beberapa jenis dokumen tertulis, antara lain
undangan perkawinan dan undangan sunatan. Pembaca barangkali tersenyum
atau bertanya-tanya seberapa penting dokumen tertulis itu?
Hal ini tergantung pembaca menganggap
penting atau
tidaknya jenis dokumen semacam itu.
di rumah saya punya dokumentasi mulai dari
moment acara, pernikahan, hiburan dll yg ada di desa saya.
yg kesemuanya itu belum tentu mereka-mereka
memilikinya, tetap saya simpan dengan baik saya yakin suatu saat akan
ada nilai & manfaatnya.
Jadi arsip yang kita miliki, kadangkala
berfungsi
sebagai “tanda pengingat” bagi pribadi yang kita tulis. Entah kita kirim
melalui sms, sepucuk surat/email pribadi, situs jejaring sosial,
ditulis dalam blog atau media penyampaian informasi lainnya. Ini bisa
menjadi kejutan bagi seseorang, sebagai bentuk perhatian yang tulus dan
apa adanya….
Berpijak dari bincang-bincang ringan ini,
sudahkah pembaca dari sekarang membiasakan arsip-mengarsip dokumen
pribadi itu? Hal-hal lain yang terkait dengan postingan rintisan ini,
kami mohon masukan-masukan dari pembaca blog. Terima kasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar