UPACARA
ADAT BERSIH DESA SEBAGAI TRADISI TURUN TEMURUN
Perwujudan dari kebudayaan itu sendiri adalah
berupa benda-benda yang diciptakan manusia sebagai makhluk yang berbudaya
berupa pola-pola perilaku,bahasa,peralatan hidup,organisasi-organisasi social,religi/agama,seni
dan lain-lain. Tujuannya untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat. Jadi Kebudayaan bisa didapat dari mana saja,baik dalam pelajaran
di sekolah maupun dari lingkungan sosialnya. Orang biasanya banyak belajar dari
apa yang ia lihat sehari-hari,mereka punya kebiasaan yang umumnya sama dengan
orang-orang di sekitarnya. Kebudayaan itu secara tidak di sengaja muncul dalam
masyarakat dan di setujui secara tidak langsung oleh sebuah masyarakat
tersebut. Namun biasanya di anut dan di percaya dalam suatu masyarakat.Contoh dalam kehidupan sehari-hari adalah budaya “Rasulan”.”Rasulan” ini terdapat di berbagai daerah di Jawa. Pada dasarnya budaya/tradisi ini adalah sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah pada tahun itu. Kemudian juga agar panen tahun depan tidak berkurang dan daerah itu supaya terhindar dari musibah. Aneh mungkin bagi orang yang tidak tahu. Namun masih ada masyarakat kita yang meyakini nya sebagai upacara adat. Masyarakat mensyukurinya dengan cara memasak nasi dan lauk-pauknya dalam jumlah yang besar kemudian dibawa ke balai desa untuk di do’akan kemudian dimakan bersama dan sisanya dibagikan kepada seluruh warga. Kemudian pada malam harinya di adakan pagelaran wayang kulit.Kebiasaan ini juga tidak jelas bagaimana asal-usulnya,namun sampai saat ini masih terus dilakukan oleh sebagian besar masyarakatnya. Ada orang-orang tua yang mungkin tahu seluk beluk “rasulan” tapi ada juga yang hanya ikut-ikutan karena orangtuanya juga melakukan hal seperti itu atau mungkin hanya karena “umum sanak” atau biar sama dengan warga kampung yang lain. Hal ini terjadi karena tradisi “rasulan”ini sudah dilakukan sejak dulu.
Tradisi bersih desa atau Rosulan mempunyai 2 makna yaitu, pertama sebagai gerakan kebersihan yang dikerjakan oleh masyarakat setempat secara bergotong- royong, kedua sebagai persembahan terhadap para nabi, danyang, serta ibu pertiwi yang telah memberikan hasil panenan dari apa yang telah ditanam di sawah ladangnya. Upacara tradisi bersih desa itu merupakan upacara intensifikasi yaitu suatu upacara yang menandai keadaan krisis dalam kehidupan kelompok. Kegiatan upacara bersih desa tidak lepas dari interaksi sosial masyarakat karena interaksi sosial melibatkan banyak orang sehingga mempunyai hubungan timbal balik antara pelaku dan upacara yang akan dilakukan serta unsur-unsur yang mendukungnya.Oleh karena itu interaksi sosial menjadi faktor terpenting dalam hubungan dengan orang lain dan menyangkut keberhasilan suatu upacara, hal ini menunjukkan adanya gotong-royong dan kerja sama. Adat dan budaya manusia tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai ritual atau kepercayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar