Ke Mana Keinginan Membawamu?
Memang benar manusia itu
lemah adanya. Jangankan terhadap orang lain atau pengaruh luar, terhadap
diri sendiri saja seringkali kita kalah. Terhadap keinginan yang
berteriak kuat dalam diri kita, misalnya. Kita selalu saja menyerah
kalah jika harus berhadapan dengan diri sendiri. Bagaimana mungkin?
Bicara soal keinginan nggak akan ada matinya. Jika boleh
merinci, kita pasti ingin makan enak sepanjang hidup, ingin kaya, ingin
bisa belanja sepuasnya, ingin berkeliling dunia, ingin panjang umur,
ingin sukses, ingin terkenal, ingin langsing, ingin punya pacar keren..
semua yang sanggup kita daftar pasti kita inginkan dalam hidup!
Keinginan bisa membawa kita pada tujuan kita. Keinginan yang
kuat pasti akan disertai tindakan yang kuat pula. Jika keinginan itu
positif, pasti hidup kita bakal jadi berguna. Contohnya jika seseorang
ingin berhasil, ia akan melakukan apa saja untuk sampai pada tujuan itu.
Rajin bekerja, belajar, beribadah, apapun akan dilakukannya. Kadang
mimpi terbesar pun bisa kita raih, kok. Contohnya yu mesem
yang sangat bahagia dilamar kang cekly
karena katanya, kang cekly adalah mimpi
terbesar yu mesem . Sebaliknya, jika
keinginan buruk yang ada pada kita, kayaknya tujuan akhir kita juga
bakal jadi buruk, nih. Apalagi jika keinginan itu sampai menyergap,
mengikat, mencengkeram dan tak mau melepaskan kita. Waduh, bakal berabe
deh hidup kita!
Sebenarnya, ada nggak ya cara
yang tepat untuk mengendalikan keinginan-keinginan kita? Toh keinginan
suka muncul begitu saja. Ia sangat spontan dan tiba-tiba. Tanpa
direncana, tiba-tiba ia merasuk dalam hati dan pikiran kita. Kalo kamu
sedang jalan-jalan di mall dan nggak sengaja melihat sepatu keren yang
modelnya lagi tren dan ‘kamu’ banget, pasti kamu bakal berbelok dan
melihatnya. Nggak mustahil tiba-tiba kamu memutuskan untuk membelinya
walaupun nggak merencanakan itu sebelumnya. Kenapa kamu melakukannya?
Karena keinginan untuk memiliki sepatu itu sangat kuat!
Masalahnya nih, anak muda seringnya terperangkap dalam
keinginan yang negatif. Keinginan untuk membalas dendam, keinginan untuk
jadi yang paling keren (dan bersedia melakukan ‘apapun’ untuk
mencapainya. Ngebut, ‘minum’, gaya
hidup hedonis, banyak cara !),
keinginan untuk menyenangkan hati teman (yang belum tentu baik!),
keinginan untuk mencoba-coba (biasanya sih, hal buruk yang kerap jadi
sasaran!). Pokoknya, sangat panjang untuk didaftar!
Kita memang tak pernah tahu apa yang terbaik sebelum kita
benar-benar mengalaminya. Kita jadi mencoba ini-itu, ikut gaya aduhai yang lagi
digandrungi (dan nggak peduli apakah itu cocok atau tidak!) dan
menginginkan segala yang terlihat baik. Masalahnya, penyesalan selalu
saja datang terlambat. Ketika kita sudah dirugikan, dipermalukan,
mengalami hal-hal buruk, barulah ia muncul. Sebelum-sebelumnya, kenapa
nggak ada peringatan apapun agar kita nggak menyesali sesuatu yang kita
perbuat ya?
Tahu nggak, jauh di dalam hati kita, ada suara kecil bernama
hati nurani. Sebenarnya, dialah yang bertugas memperingatkan kita. Ia
sering mencegah hal-hal buruk sebelum kita lakukan. Ia berteriak-teriak
dengan nyaring di hati kita. Pernah kan kamu merasa nggak enak karena sebuah
‘niat jahat’ di hatimu? Bolos, misalnya. Atau membohongi orang tua.
Atau mencoba narkoba. Pokoknya hati nurani selalu memperingatkan kita
untuk berbuat baik. Namun, jika kita tak menggubrisnya, ia akan pergi.
Kita pun jadi asyik-asyik saja melakukan hal buruk manapun yang kita
suka!
Jalan terbaik untuk
mencapai tujuan kita seringkali adalah dengan mengikuti kata hati. Saat
kamu berada di persimpangan dan harus memilih, dengarkan saja suara
hatimu. Ia akan bicara jujur padamu. Ia takkan pernah berbohong. Semua
orang memilikinya, kok. Kamu juga. Masalahnya, alat pengatur volume
suara hati ini ada di tangan kita masing-masing. Jika kita mendengar dan
mengikutinya, ia akan bicara dengan nyaring. Namun, jika kita terus
mengabaikannya, ia hanya akan berbisik dengan sangat pelan (sampai kita
tak dapat mendengar apapun!) bahkan akhirnya diam.
Jika saat ini ada sebuah keinginan yang sedang memanggilmu
dengan kuat, dengarlah baik-baik. Jika itu memang sesuatu yang baik,
berguna, menyenangkan, dan ‘sreg’ di hati, ikutilah dia. Tapi jika itu
membuatmu feeling so blue, jadi nggak enak melakukan apapun dan nggak
berguna, tutup telingamu dan larilah!
Keinginan bisa membawa pada tujuan kita dan membuat hidup kita
bahagia. Sebaliknya, keinginan juga dapat menghancurkan hidup kita!
Namun, jika kendalinya ada pada hatimu, jangan menyerah. Diri sendiri
seringkali jadi musuh kita yang paling besar, namun hadapilah. Jangan
menyerah pada keinginan-keinginan tanpa tujuan yang ingin menguasaimu.
Langkahkan
saja kakimu dan ikuti kata hatimu..
Adakah keinginan yang berteriak kuat dalam hatimu saat
ini? Keinginan apakah itu?
Ke
mana kira-kira keinginan itu akan membawamu?