Mula-mula sebutan adamas ini di gunakan untuk menamai baja yang di anggap sebagai barang yang keras. Namun, setelah orang menemukan intan yang lebih keras dari baja, maka nama adamas itu di ambil intan. Nilai keras intan di tetapkan 10 oleh mohs dan berat jenisnya 3,5 sampai 3,52
Pada abad-abad kemidian nama adamant itu di ubah menjadi adamant dan dalam pembicaraan keseharian huruf a di depan adamant hilang lalu tinggal damant, dan akhirnya menjadi diamant sampai sekarang ini.
Diamant atau intan adalah jenis batu satu-satunya yang terdiri atas koolstof atau zat arang yang tulen.
Karena kekerasanya, di Eropa sampai abad pertengahan orang hanya dapat menghaluskan/ memaset intan sedikit saja. Barulah setelah 1456 di Brugge ( Belgia) Lodewij vabn Bergehem ( seorang Belgia) dapat menggosok intan dengan bubuk intan.
Untuk menguji berapa kerasnya batu intan ini Groothertog Simo III menitahkan Academi Del Cemento di Florence ( Italia) membakar intan di bawah kaca-kaca pembesar, tahun 1694. Akhirnya itu terbelah-belah, berantakan, dan lenyap sama sekali.
Kaisar Frans I di Wina (Austria) juga telah menguji kekerasan batu mirah (Ruby) di bawah suhu yang sangat panas. Akibatnya batu-batu mirah itu tambah berkilau-kilauan, sedangkan intan-intan itu hilang tanpa bekas.
Intan dapat terbakar dalam tanur listrik pada suhu 2000 derajat selsius dan menjadi carbondioksida.